GAGASAN TERTULIS Pemanfaatan Limbah
PEMANFAATAN LIMBAH INDUSTRI IKAN DI DAERAH PPI MUNCAR BANYUWANGI SEBAGAI BAHAN BAKU BIODIESEL
RINGKASAN
Biodiesel merupakan bahan bakar alternatif pengganti
solar yang menjanjikan dan merupakan sumber energi yang terbarukan dan
bioderadable. Minyak ikan adalah salah
satu bahan baku produksi biodiesel. Limbah ikan yang berwujud minyak diperoleh
dari buangan industry pengolahan ikan yang banyak terdapat di Muncar (Banyuwangi
- Jawa Timur). Seiring dengan perkembangan industri proses
pengolahan ikan, jumlah limbah yang dihasilkan semakin meningkat. Limbah
tersebut dapat dimanfaatkan kembali apabila mengalami proses pengolahan lebih
lanjut. Keunggulan minyak ikan jika dipakai sebagai bahan baku biodiesel selain
memiliki variasi asam lemaknya lebih tinggi dibandingkan dengan minyak lainnya,
juga jumlah asam lemaknya lebih banyak. Dalam proses pembuatan biodiesel,
bahan baku yang digunakan ada dua bentuk yaitu padatan dan cairan. Pada dasarnya proses yang
digunakan sama, perbedaanya hanya pada tahap awal dimana limbah ikan padat
dilakukan pengukusan kemudian pengepresan untuk mendapatkan cairan (minyak dan
air) selanjutnya diuapkan untuk mendapatkan minyak ikan. Sedangkan limbah ikan
cair hanya dilakukan penyaringan kemudian diuapkan. Proses berikutnya adalah proses
esterifikasi dan dilanjutkan dengan proses transesterifikasi dengan katalis. Methyl
ester adalah senyawa hasil dari reaksi esterifikasi dan transesterifikasi yang
melibatkan katalis NaOH dan methanol untuk reaksi transesterifikasi sehingga
pada tahap akhir diperoleh minyak biodiesel.
Latar Belakang
Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur merupakan salah satu sentra utama
penghasil ikan laut di Indonesia dan memiliki industri perikanan yang relatif
besar jika dibandingkan dengan daerah-daerah lain di indonesia tepatnya
didaerah industri pengolahan ikan Muncar. Semakin meningkatnya aktifitas kerja
dan perdagangan nelayan serta aktifitas industri perikanan di sekitar PPI
Muncar Bayuwangi menyebabkan semakin banyak pula pencemaran yang terjadi.
Keberadaan industri-industri tersebut berkontribusi besar terhadap perubahan
kualitas air yang ada di aliran sungai
tersebut(Rauf, 2007).
Berbagai dampak pencemaran limbah di Muncar terjadi diberbagai sektor,
antara lain terhadap estetika lingkungan, kondisi sosial, ekonomi masyarakat,
kualitas air permukaan dan terhadap biota air disepanjang jalur pembuangan
limbah. Potensi timbulnya limbah di Muncar sangat besar, sementara sarana yang
tersedia untuk pengelolaan limbah sangat minim sekali, baik ditingkat industri
maupun ditingkat kawasan. Sebagian besar
industri pengolahan ikan di Muncar belum memiliki unit pengolahan yang memenuhi
persyaratan dan membuang limbah cair secara langsung tanpa unit pengolahan.
Dari hasil kajian diperoleh potensi jumlah limbah di Muncar mencapai 14.266m3/hari(Setiyono,
2008). Jika Kondisi ini tidak segera diwaspadai dan permasalahan lingkungan
tidak dikontrol secara ketat, maka berbagai dampak negatif akibat kegiatan ini
akan semakin besar.
Sumber utama limbah padat adalah sisa ikan dalam bentuk buangan dan bentuk-bentuk lain yang berjumlah cukup
banyak, ditambah dengan jenis-jenis ikan
lainnya yang tertangkap tetapi tidak mempunyai nilai ekonomi. Dan untuk sumber limbah
cair industri perikanan antara lain air proses (pencucian, sisa pemasakan dan
pengepresan ikan) yang mengandung banyak bahan organik terlarut, padatan
tersuspensi dan terlarut, nutrien, serta minyak
ikan.(Setiyono, 2008). Salah satu kandungan dari minyak ikan
adalah asam lemak, maka upaya untuk mengatasi permasalahan pengelolaaan limbah
perikanan di Muncar adalh memanfaatknya limbah tersebut menjadi bahan baku
bahan bakar alternatif. Dimana minyak ikan yang diperoleh dari pemurnian limbah
tersebut dapat digunakan untuk pembuatan biodiesel.
Biodiesel
merupakan salah satu alternatif bahan bakar minyak yang dapat diperoleh dari
lemak tumbuhan maupun hewan. Proses transesterifikasi minyak atau lemak pada
umumnya menggunakan metanol yang akan menghasilkan metil atau etil ester yang
biasa disebut dengan biodiesel. Biodiesel bersifat dapat diperbaharui,
biodegradable, tidak beracun, merupakan karbon netral, dan ramah lingkungan. (Knothe,
2005).
Kandungan minyak ikan dengan
rantai karbon yang lebih panjang dibandingkan dengan minyak tumbuhan pada umumnya,
terutama asam palmitat, asam oleat, asam linoleat, dan asam linolenat (Reyes,
2006). Biodiesel dengan angka setana yang lebih besar ini kemungkinan dapat
meningkatkan kinerja dari mesin diesel dan dapat mengurangi polusi udara
(Cherng-Yuan 2006).
Tujuan Penulisan
Memberikan suatu gagasan dalam pemanfaatan limbah
pada industri perikan sebagai bahan baku alternatif pembuatan biodiesel.
Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penulisan ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagi Penulis
Memperluas wawasan dan
pengetahuan penulis dalam bidang teknologi biofuel khususnya biodiesel, serta
pengetahuan tentang pemanfaatan limbah dengan baik.
2. Bagi Institusi
Sebagai bahan pertimbangan
untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pemanfaatan limbah
sebagai bahan baku energi alternatif.
3. Bagi Masyarakat, Industri dan
Dinas terkait
a. Memberikan informasi bahwa limbah perikanan
masih mempunya nilai guna sebagai bahan baku pembuatan energi alternatif.
d. Menjadi salah satu solusi penanganan limbah
di daerah PPI Muncar Banyuwangi.
GAGASAN
Potensi Sumber Pencemaran atau Sumber Limbah
Dari hasil survei diketahui bahwa potensi sumber limbah industri pengolahan ikan pada daerah PPI Muncar Banyuwangi, mulai ada sejak kegiatan pendaratan ikan, transportasi ikan, pencucian bahan baku, proses produksi, sampai sarana pengolahan limbah yang kurang berfungsi dengan baik.
Dari hasil survei diketahui bahwa potensi sumber limbah industri pengolahan ikan pada daerah PPI Muncar Banyuwangi, mulai ada sejak kegiatan pendaratan ikan, transportasi ikan, pencucian bahan baku, proses produksi, sampai sarana pengolahan limbah yang kurang berfungsi dengan baik.
Gambar 1. Potensi
sumber pencemaran/limbah
Berbagai dampak pencemaran limbah di Muncar terjadi diberbagai sektor,
antara lain terhadap estetika lingkungan, kondisi sosial, ekonomi masyarakat,
kualitas air permukaan dan terhadap biota air disepanjang jalur pembuangan
limbah. Potensi timbulnya limbah di Muncar sangat besar, sementara sarana yang
tersedia untuk pengelolaan limbah sangat minim sekali, baik ditingkat industri
maupun ditingkat kawasan. Sebagian besar
industri pengolahan ikan di Muncar belum memiliki unit pengolahan yang memenuhi
persyaratan dan membuang limbah cair secara langsung tanpa unit pengolahan.
Dari hasil kajian diperoleh potensi jumlah limbah di Muncar mencapai 14.266m3/hari.
Dimana limbah tersebut dihasilkan oleh industri pengalengan ikan, industri
tepung ikan, Cold Storage Ikan, Minyak ikan, Pengolahan ikan lainnya serta
keperluan domestiik.(Setiyono, 2008). Jika Kondisi ini tidak segera diwaspadai
dan permasalahan lingkungan tidak dikontrol secara ketat, maka berbagai dampak
negatif akibat kegiatan ini akan semakin besar.
Dibeberapa perusahaan telah
berusaha membuat instalasi pengolahan limbah, namun instalasi-instalasi
tersebut kurang berfungsi dengan baik. Minimnya penanganan limbah didalam
lingkungan perusahaan menyebabkan masih
banyaknya kandungan minyak dan kotoran (serpihan ikan dan sisik ikan)
yang terikut dalam aliran limbah. (Setiyono, 2008). Penanganan serta pengolahan
limbah akan memisahkan minyak ikan dengan limbah dimana minyak ikan tersebut
dapat dimanfaatkan untuk bahan baku pembuatan energi alternatif biodiesel.
Karakteristik Minyak Ikan
Minyak atau lemak terdiri dari unit-unit
yang disebut asam lemak. Asam lemak diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu
asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh. Perbedaan keduanya terletak pada
ikatan kimianya. Asam lemak jenuh tidak memiliki ikatan rangkap, sedangkan asam
lemak tidak jenuh memiliki ikatan rangkap. Perbedaan ini membawa perbedaan
sifat fisik dan kimia diantaranya asam lemak jenuh dapat meningkatkan kadar
kolesterol dalam darah. Makin panjang rantai karbonnya makin besar
kecenderungannya untuk meningkatkan kadar kolesterol (Stansby, 1982).
Menurut Stansby (1982), minyak ikan
memiliki kandungan yang berbeda dengan kandungan minyak lain yaitu:
1. Jenis asam lemak yang lebih bervariasi
2. Jumlah asam-asam lemak yang lebih banyak
yaitu :
a.Asam lemak C20 – C23
b.Asam lemak tidak jenuh dengan lima hingga
enam ikatan rangkap (polyunsaturated
fatty acid)
Menurut Weiss (1983) , minyak ikan
mempunyai beberapa sifat kimia dan sifat fisik. Sifat kimia minyak ikan
tersebut antara lain mudah beroksidasi dengan udara dan bersifat asam karena
adanya asam lemak bebas, mempunyai sifat aditif karena adanya ikatan-ikatan
karbon tak jenuh, dan mempunyai sifat dapat berpolimerisasi. Sedangkan sifat
fisik minyak ikan adalah mempunyai berat jenis yang lebih kecil dari berat
jenis air, membiaskan cahaya dengan sudut yang spesifik untuk tiap jenis minyak
ikan, mempunyai derajat kekentalan yang spesifik, dan bersifat tidak larut
dalam air tetapi larut dalam pelarut kimia seperti eter, benzena dan petroleum
eter. Minyak ikan tersebut berwarna kuning muda sampai kuning emas.
`Kandungan asam lemak tak jenuh
PUFA(polyunsaturated fatty acid) yang tinggi pada minyak ikan menyebabkan
minyak ikan tersebut mudah mengalami kerusakan oksidatif dan mudah menghasilkan
bau yang tidak enak (Wanasundara dan Sahidi, 1995).
Berikut adalah komposisiasam lemak yang terdapat pada minyak ikan:
Tabel 1. Asam Lemak pada Minyak Ikan
Asam Lemak
Jenuh
|
Jumlah
(%)
|
Asam Lemak Tidak Jenuh
|
Jumlah
(%)
|
As.
Palmitat (C16:0)
|
13.3
|
As. Oleat (C18:1)
|
25.2
|
As. Stearat
(C18:0)
|
2.9
|
As. Linoleat
(C18:2)
|
2.3
|
As. Linolenat
(C18:3)
|
0.4
|
||
As. Stearidonat
(C18:4)
|
1.4
|
||
As. Gondorunat
(C20:1)
|
9.2
|
||
As. Arachidonat
(C20:4)
|
3.1
|
||
EPA (C20:5)
|
9.2
|
||
As. Erukat (C22:1)
|
6.6
|
||
DPA (C22:5)
|
3.4
|
||
DHA (C22:6)
|
7.3
|
Sumber : Edward (1967)
Proses Biodiesel
Limbah
ikan yang di dapat dari pabrik pengolahan ikan di Banyuwangi terdapat dua jenis
limbah yaitu limbah padat dan limbah cair yang dapat dimanfaatkan sebagai
biodiesel. Untuk pengolahan limbah padat dapat diproses dengan cara mengekstrak
sampai menghasilkan minyak ikan. Selanjutnya akan diolah menjadi biodiesel.
Ekstrak minyak merupakan salah satu cara untuk mendapatkan minyak atau lemak
dari bahan yang mengandung minyak atau lemak. Pada tahap pertama limbah ikan
akan di cuci terlebih dahulu dan selanjutnya dibersihkan dan dikukus dengan
suhu 105oC selama 30 menit, kemudian dilakukan pengepresan. Hasil
dari pengepresan berupa cairan (minyak dan air) dan padatan. Selanjutnya minyak
dan air dipisahkan dengan corong pemisah. Pada lapisan bawah corong pemisah
terdapat sisa hasil pengepresan dan air. Pada lapisan atas corong pemisah
terdapat minyak, minyak tersebut dimurnikan dan menghasilkan minyak ikan.
Sedangkan untuk pengolahan limbah cair dapat diproses dengan cara penguapan
untuk menghilangkan kadar air dan didapatkan minyak ikan. Dimana minyak ikan
tersebut akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan biodiesel.
Minyak
ikan yang diperoleh disaring untuk menghilangkan partikel-partikel yang
berukuran besar dan ataupun pengotor yang terdapat pada minyak ikan. Minyak
terlebih dahulu dipanaskan pada suhu 30-35oC kemudian disaring.
Selanjutnya pada tahap esterifikasi minyak yangtelah disaring dipanaskan pada
suhu 45oC kemudian ditambahkan metanol dan katalis H2SO4
0,5% berat minyak dengan volume metanol 30% volume minyak. Campuran direfluks
pada suhu 52oC selama 1 jam. Penetralan H2SO4
dengan pencucian menggunakan akuades secara berulang-ulang sampai diperoleh pH
netral. Sebelum dan sesudah esterifikasi dilakukan pengecekan bilangan asam,
sebanyak 1 mL minyak ikan dalam Erlenmeyer ditambahkan indicator fenolftalein,
kemudian campuran dititrasi dengan KOH 0,005 N sampai menghasilkan warna merah
jambu.
Selanjutnya
pada proses transesterifikasi minyak dari hasil reaksi esterifikasi dimasukkan
dalam labu leher tiga, dan dipanaskan pada suhu 70oC. Penambahan
katalis NaOH (padatan) 0,5%, 1%, 1,5%
dan 2% dari berat total minyak dan metanol dilarutkan terlebih dahulu
menggunakan stirer. Larutan yang terbentuk (natrium metanolat) dicampur ke
dalam minyak yang telah dipanaskan. Reaksi berjalan konstan pada suhu 70oC
selama 2 jam dengan kondisi pengadukan yang stabil menggunakan stirrer. Saat
reaksi berakhir, pisahkan metil ester dari metanol, minyak yang tidak ikut
bereaksi, kandungan air, padatan sabun yang terbentuk, dan produk samping
lainnya menggunakan corong pemisah sehingga diperoleh biodiesel murni.
Gambar 3.
Diagram Alir Pembuatan Biodiesel
KESIMPULAN
Biodiesel merupakan
salah satu alternatif bahan bakar minyak yang dapat diperoleh dari lemak nabati
maupun hewani. Biodiesel bersifat dapat diperbaharui, biodegradable, tidak
beracun, dan ramah lingkungan. Limbah ikan yang berasal dari industri pengolahan
ikan pada daerah PPI Muncar Banyuwangi
sangat banyak, oleh karena itu limbah ikan tersebut dimanfaatkan sebagai
biodiesel untuk mengurangi pencemaran lingkungan dan peningkatan limbah. Limbah
ikan diolah untuk menghasilkan minyak ikan yang berpotensi sebagai sumber bahan
baku alternatif pembuatan biodiesel di Indonesia.
Hotels near Caesars Casino, Atlantic City - Mapyro
BalasHapusHotels 1 - 김해 출장마사지 12 of 전라북도 출장안마 76 — Find the best hotel deals 서울특별 출장샵 on Hotels Near Caesars Casino, Atlantic City in Atlantic 남양주 출장샵 City, NJ. 상주 출장샵 MapYR