PERHITUNGAN NILAI Rd (Fouling Factor) DAN ΔP (pressure Drop) DESIGN DARI HEAT EXCHANGER EA 201 PABRIK UREA DEPARTEMEN PRODUKSI I
Nah kali ini saya akan bagikan pengalaman tugas saya pas waktu Praktek Kerja Nyata di PT. Petrokimia Gresik Oktober 2012 dahulu kala,, :D Kebetulan saya dulu di bagian Departemen Rancang dan Bangun,, Nah pembimbingku ngasih tugas aku buat mriksa HE yang ada di Plan Urea.. Seperti apa performanya, masih layak apa nggk... ini nih hasil utek2 aku tentang Heat Exchanger Petrokimia,,, cuuuus baca yah,, !!! Semoga bermanfaat dan bis adi jadikan referensi..
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Di dalam industri yang
menggunakan proses kimia masalah
perpindahan energi atau panas adalah hal yang sangat sering dilakukan. Maka dapat dikatakan bahwa unit
heat exchanger merupakan salah satu
urat nadi proses di lingkungan industri yang sangat diperlukan sebagai sarana
perpindahan panas. Salah satu contoh industri yang memanfaatan heat exchanger sebagai alat penukar
panas adalah indutri pengolahan pupuk urea dengan bahan baku amoniak (NH3)
dan gas CO2.
Pada industri pengolahan pupuk urea, salah satu kegunaan heat exchanger adalah pada tahap pemanasan. Tahap pemanasan menggunakan dua alat utama yaitu urea solution Tank (FA201) dan vacuum concentrator (FA 202 A/B). Heat exchanger digunakan sebagai alat
pendukung untuk memanaskan atau meningkatkan suhu aliran yang akan diproses
pada alat-alat utama tersebut. Salah satu heat
exchanger yang digunakan pada tahap ini adalah pemanas untuk FA 202.
Heat exchanger (EA-201) digunakan untuk memanaskan
larutan urea yang keluar dari urea solution Tank (FA201). Larutan urea ini memiliki kandungan 0,8360% urea, 0,16% air dan 0,004% biuret. EA 201 digunakan untuk meningkatkan suhu
larutan dari 96,7oC
menjadi 136,1oC.
Apabila temperatur lebih rendah akan menyebabkan pembentukkan padatan atau
kristal urea pada pipa dan vessel, karena titik leleh urea pada tekanan
desain alat adalah 138oC. Sedangkan jika suhu terlalu tinggi maka
akan meningkatkan pembentukan biuret yang tidak diinginkan dalam proses ini.
Sehingga performa perpindahan panas pada EA 201 sangat mempengaruhi produk urea yang
dihasilkan.
Salah satu faktor yang mempengaruhi perpindahan panas pada heat exchanger (EA 201) adalah fouling factor (Rd). Koefisien transfer panas overallheat exchanger sering berkurang akibat adanya timbunan
kotoran (fouling) pada permukaan
transfer panas yang disebabkan oleh sedimentasi, karat dan sebagainya. Kotoran
ini bisa terjadi pada permukaan kedua dinding. Fouling adalah akumulasi endapan yang tidak diiinginkan pada
permukaan perpindahan panas. Fouling
dapat menyebabkan pengurangan cross
sectional area (luas penampang melintang) dan meningkatkan pressure drop sehingga dibutuhkan energi
ekstra. Fouling factor menandakan
ketahanan suatu heat exchanger
terhadap pengotor. Oleh karena itu, nilai fouling
factor pada EA 201
adalah hal penting yang harus diperhitungkan dalam evaluasi heat exchanger 201(EA
201).
1.2 Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai melalui
tugas khusus ini adalah menghitung nilai fouling
factor (Rd) dan Pressure Drop (ΔP) pada Heater EA 201
sehingga dapat mengevaluasi nilai Rd dan ΔP design dari heat exchanger
tersebut.
1.3 Ruang Lingkup
Dalam pengerjaan tugas khusus ini,
perhitungan yang dilakukan mencakup perhitungan fouling factor dan Pressure Drop pada HE 201. Data-data yang digunakan dalam perhitungan ini adalah data
desainserta data aktual, dimana keduanya saling melengkapi. Data tersebut
diperoleh dari DCS Pabrik I
bagian Produksi Urea.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Heat
Exchanger (HE) adalah alat pemindah panas yang terkandung dalam suatu fluida satu ke fluida lain yang membutuhkan
panas. Alat pemindah panas sangat dibutuhkan sekali dalam suatau proses
produksi didalam suatu pabrik yang banyak menggunakan panas. Sehingga perlu didiesain
agar mendapatkan spesifikasi yang tepat didalam suatu perpindahan panas, namun
ada juga alat pemindah panas tersebut
sudah tersedia sehingga perlu adanya evaluasi agar penggunaan bisa optimal.
Dengan demikian pada dasarnya terdapat
dua macam perhitungan yang berkaitan dengan alat penukar panas, yaitu bersifat:
a.
Evaluasi analisis, yaitu perhitungan yang
ditunjukkan pada HE yang sudah ada.
b.
Desain, yaitu perhitungan yang menghasilkan dimensi alat pemindah panas
yang sesuai dengan kondisi proses dan operasi yang ditentukan,
Kriteria
yang harus dipenuhi oleh alat pemindah panas,
adalah:
Ø
Mampu memindahkan panas sesuai dengan kebutuhan
proses pada keadaan kotor (bublly fouled)
yang dinyatakan dalam dirty factor
(Rd) dihitung, seperti persamaan:
Keterangan:
Uc = tahanan
panas dalam keadaan bersih, (Btu/jam.ftoF)
Ud = tahanan
panas dalam keadaan kotor (Btu/jam.ftoF)
Rd = dirt factor
(jam.ft2.oF/Btu)
hio =
koefisien perpindahan panas dalam pipa berdasarkan diameter luar dari pipa
ho =
koefisien perpindahan panas individual dalam tube
A = luas perpindahan panas
∆t = perbedaan temperatur yang sebenarnya
(Donald Q Kern.1950)
Ketetapan
fouling faktor untuk air adalah antara 0,001 - 0,002 Btu/h.ft2.oF
(www.gewater.com/handbook/cooling_water_systems/21/09/2012)
Ø
Presurre drop (△P)
untuk masing-masing aliran tidak melebihi batas yang ditetapkan atau tergantung
dari sistem atau alat penggerak media yang digunakan. Kriteria pressure drop
tersebut adalah:
-
Maksimal 10 psi untuk aliran liquida
-
Maksimal 1,5-2 psi untuk aliran gas atau uap.
Bagian dari Shell and Tube Exchanger
adalah Shell yang merupakan tempat kumpulan pipa yang disusun dalam bentuk
segiempat(square) atau dalam bentuk segitiga (triangle). Sedangkan tube adalah
pipanya.
Alat
penukar panas (heat exchanger)
dibedakan menjadi :
1.
Penukar panas pipa ganda (double pipe heat exchanger)
Alat penukar panas pipa ganda terdiri dari dua pipa yang konsentris yang
ujung-ujungnya dilas menjadi satu atau dihubungkan dengan kotak-kotak penyekat.
Alat penukar panas jenis ini digunakan sebagai alat pemanas atau pendingin bila
diinginkan laju alir yang kecil dan tekanan tinggi. [2]
Gambar 1.3 Double pipe heat exchanger
2. Penukar
panas tipe shell dan tube (shell and tube
heat exchanger)
Alat penukar panas tipe shell dan tube
terdiri dari selongsong pipa yang dihubungkan paralel dan ditempatkan dalam
sebuah tube. Media satu mengalir di dalam pipa (shell), sedangkan media lainnya
mengalir di luar pipa (tube) dengan arah yang sama, berlawanan atau
bersilangan. Alat penukar panas jenis ini sering dijumpai sebagai pendingin,
kondensor, dan alat penguap. [2]
Gambar 1.3Shell and Tube
Keuntungan Shell and Tube Heat Exchanger adalah range luas perpindahan
panas besar. Sehingga memungkinkan untuk perpindahan panas yang lebih besar.
Kerugiannya harga lebih mahal dari Double Pipe Heat Exchanger dan kadang-kadang
tidak cocok untuk aliran gas.
Berdasarkan arah aliran fluida dingin dan panas yang mengalir dapat kita
kenal dua macam pola aliran, antara lain :
1.
Aliran searah (co-current)
Aliran searah adalah suatu aliran dimana kedua fluida masuk dari ujung
yang sama pada alat penukar panas dan mengalir dengan arah yang sama menuju
ujung lainnya. Aliran ini biasa digunakan dalam kondisi khusus, dimana suhu
maksimum fluida dingin perlu dibatasi atau suhu salah satu fluida harus diubah
dengan cepat.
(Mc Cabe, Warren L, dkk. 1999)
∆TLMTD =
(Donald Q
Kern.1950)
Dimana :
T1 = suhu
pada air panas yang masuk
T2 = suhu
pada air panas yang keluar
t1 = suhu
pada air dingin yang masuk
t2 =
suhu pada air dingin yang keluar
∆TLMTD =
logaritma perubahan suhu
Gambar 1.4
Aliran co-courent
(Mc Cabe, Warren L, dkk. 1992)
2. Aliran berlawanan arah (counter current)
Aliran berlawanan arah adalah suatu aliran dimana fluida yang satu masuk
pada satu ujung penukar panas, sedangkan fluida yang lain masuk pada ujung yang
lain dan masing-masing fluida mengalir dengan arah yang berlawanan.
(Mc Cabe, Warren L, dkk. 1999)
∆TLMTD =
(Donald Q Kern.1950)
Dimana :
T1 = suhu
pada air panas yang masuk
T2 = suhu
pada air panas yang keluar
t1 = suhu
pada air dingin yang masuk
t2 =
suhu pada air dingin yang keluar
∆TLMTD =
logaritma perubahan suhu
Gambar 1.5 Aliran counter – current
(Mc Cabe, Warren L, dkk. 1999)
Koefisien pindah
panas digunakan dalam perhitungan pindah panaskonveksi
atau perubahan fase antara cair
dan padat. Koefisien pindah panas banyak dimanfaatkan dalam ilmu termodinamika
dan mekanika
serta teknik kimia.
h =
di
mana:
ΔQ = panas yang masuk atau panas yang keluar, W
h = koefisien pindah panas,
W/(m2K)
A = luas permukaan pindah
panas, m2
ΔT = perbedaan
temperatur antara permukaan padat dengan luas permukaan
kontak dengan fluida, K.
Untuk aliran fluida pada pipa melingkar yang lurus
dengan bilangan Reynolds antara 10000 dan 120000, ketika bilangan Prandtl di anara
0.7 dan 120, untuk titik yang jaraknya lebih dari sepuluh kali diameter pipa
dan ketika permukaan pipa halus secara hidrolik, koefisien pindah panas antara
fluida dan permukaan pipa dapat diekspresikan sebagai:
h =
di
mana:
kw = konduktivitas termal fluida
Nu = bilangan Nusselt
(http://id.wikipedia.org/wiki/Koefisien_pindah_panas)
Panas
keseluruhan koefisien perpindahan(overall coefisient heat transfer)
adalah ukuran dari kemampuan keseluruhan dari serangkaian
hambatan konduktif dan konvektif untuk mentransfer panas. Hal ini umumnya
diterapkan pada perhitungan perpindahan panas dalam penukar panas.
Untuk
kasus penukar panas, U dapat digunakan untuk
menentukan perpindahan panas total antara dua aliran dalam penukar panas oleh
hubungan berikut:
q = U A Δ T LMTD
dimana:
q = kecepatan
transfer panas (W)
U = koefisien
perpindahan panas keseluruhan (W / (m² ° K))
A= luas permukaan
(m 2)
Δ T L MTD = logaritma perubahan suhu (K)
Dalam operasi sebenarnya, permukaan
perpindahan panas tidak dapat bersih selamanya. Kerak dan kotoran dapat
terbentuk pada salah satu atau kedua permukaan tabung, sehingga menyebabkan
adanya tahanan tambahan terhadap aliran panas dan akibatnya koefisien
menyeluruh akan bertambah kecil.
(Mc Cabe, Warren L, dkk. 1999)
BAB III
ANALISA DAN PEMBAHASAN
3.1 Spesifikasi Alat
Spesifikasi Heat Exchanger EA 201 disajikan
pada tabel 3.1 dan tabel 3.2 dibawah ini:
Spesifikasi Heat Echanger EA 201:
Sheel per unit : 1
Surface per shell : 128 m2
Type :
V-BEM
Size :
3000-6000 mm
Weight per sheel : Unit = 3200kgf – full water 5000 kgf
Baffle cut :21,5 % ; Baffle spacing = 4 in
Jumlah tube : 779
Tabel
3.1.1 Performansi Heat Exchanger EA 201
Fluid Allocation
|
Shell Side
(Outlet Steam)
|
Tube Side
|
(Outlet Vacuum Concentrator FA201)
|
||
Fluida
|
Steam
|
Urea Solution
|
Total laju alir massa
(kg/jam) (desain)
|
-
|
69953
|
Temperatur (oC)
(in/out)
|
143/143
|
96,7/136,1
|
Tekanan operasi
(kgf/cm2g)
|
4,17
|
-1,0
|
Tabel 3.1.2 Konstruksi Heat Exchanger EA 201
Karakteristik
|
Shell Side
|
Tube Side
|
Tekanan desain (kgf/cm2g)
|
8,0
|
1,75
|
Hydro Test Preasure
(kgf/cm2g)
|
12
|
2,7
|
Jumlah laluan
|
1
|
1
|
Corrosion allowance (mm)
Risulation (nm)
Joint Efficiency
Number of Pass per
Shell
|
3
90
0,85
1
|
0
75
0,85
1
|
Dimensi (mm)
|
ID = 1000 mm
|
Panjang = 6000 mm;
OD = 25,4;
Pitch = 32 mm
ID = 22,098 mm;
|
Susunan
|
-
|
Triangular
(flow angel 90o)
|
a.
Perihitungan
Neraca Masa dan Energi
Tabel 3.1.3 Data
Desain
Komponen
&
Kondisi
|
Media
|
Urea
Solution
|
||
Steam
(in)
|
Condensat
(out)
|
18
(in)
|
18’
(out)
|
|
Urea (kg/h)
|
-
|
-
|
0,836
|
0,836
|
H2O (kg/h)
|
-
|
-
|
0,16
|
0,16
|
Biuret (kg/h)
|
-
|
-
|
0,004
|
0,004
|
T (oC)
|
143
|
143
|
96,7
|
136,1
|
Berdasarkan data desain diatas,
flowrate pada aliran 18 adalah sebagai berikut:
Komponen
|
Fraksi Massa (%wt)
|
Massa
(kg/hr)
|
Massa
(lb/hr)
|
Urea (CH4N2O)
|
83,60
|
58480
|
128925,008
|
Air (H2O)
|
16,00
|
11193
|
24676,088
|
Biuret (C2H5N3O2)
|
0,40
|
280
|
617,288
|
Total
|
1
|
69953
|
154218,384
|
Neraca massa pada aliran 18 dan 18’ bernilai sama, sedangkan untuk
mengetahui flowrate steam dan kondensat harus menggunakan neraca energi. Dengan
mengasumsikan isolator yang digunakan pada HE merupakan isolator sempurna. Maka
efisiensi pertukaran panas dianggap 100%, sehingga Qserap=Qlepas.
Nilai Heat capasity (cp) untuk masing-masing komponen murni dengan
referensi literatur Coulson sebagai berikut:
Tabel 3.1.4 Heat Capacity of
the element, J/moloC
Heat Capasity Cp dari masing-masing Urea
solution dapat dihitung melalui persamaan sebagai berikut:
Ø
Urea (CH4N2O)
Atom
|
n
|
Molelcular Weight (kgmol/kg)
|
Total Molecular Weight (kgmol/kg)
|
Cp mol Solid (kJ/kgmoloC)
|
Total Cp mol (kJ/kgmoloC)
|
C
|
1
|
12
|
12
|
7,5
|
7,5
|
H
|
4
|
1
|
4
|
9,6
|
38,4
|
O
|
1
|
16
|
16
|
16,3
|
16,3
|
N
|
2
|
14
|
28
|
26
|
52
|
Total
|
-
|
60
|
-
|
114,2
|
|
Heat Capasity in massa
(kJ/kgoC)
|
1,903
|
Ø
Air (H2O)
Atom
|
n
|
Molelcular Weight (kgmol/kg)
|
Total Molecular Weight (kgmol/kg)
|
Cp mol Liquid (kJ/kgmoloC)
|
Total Cp mol (kJ/kgmoloC)
|
C
|
0
|
12
|
0
|
11,7
|
0
|
H
|
2
|
1
|
2
|
18
|
36
|
O
|
1
|
16
|
16
|
25,1
|
25,1
|
N
|
0
|
14
|
0
|
33,5
|
0
|
Total
|
18
|
61,1
|
|||
Heat Capasity in massa
(kJ/kgoC)
|
3,394
|
Ø
Biuret (C2H5N3O2)
Atom
|
n
|
Molelcular Weight (kgmol/kg)
|
Total Molecular Weight (kgmol/kg)
|
Cp mol Solid (kJ/kgmoloC)
|
Total Cp mol (kJ/kgmoloC)
|
C
|
2
|
12
|
24
|
7,5
|
15
|
H
|
5
|
1
|
5
|
9,6
|
48
|
O
|
2
|
16
|
32
|
16,3
|
32,6
|
N
|
3
|
14
|
42
|
26
|
78
|
Total
|
103
|
173,6
|
|||
Heat Capasity in massa
(kJ/kgoC)
|
1,685
|
Sehingga didapatkan Heat Capasity campuran dengan mengalikan Heat
Capasity masing-masing senyawa atau komponen dengan fraksinya. Sehingga
hasilnya sebagai berikut:
Komponen
|
Fraksi Massa (%wt)
|
Massa
(kg/hr)
|
Heat Capacity Campuran
|
Urea
(CH4N2O)
|
0,8300
|
1,903
|
1,57945
|
Air
(H2O)
|
0,1600
|
3,394
|
0,54304
|
Biuret
(C2H5N3O2)
|
0,0040
|
1,685
|
0,00674
|
Total Capacity Campuran (kJ/kgoC)
|
2,12927
|
||
Total Capacity Campuran (bTU/lboF)
|
0,50691
|
Sehingga kalor/panas yang diserap
poleh aliran utama (larutan urea pada steam 18 dan 18’) sebesar Q1
yang dapat didefinisikan sebagai kalor sensible, dimana:
Q1 = m1Cp1dt
Diketahui dari
data:
m1
(massa flow/jam) = 69.953 kg/jam
=
154.218,3838 lb/jam
Cp1
(Cp campuran) = 0,50691 bTU/lboF
tin (t18) = 96,7oC
tout (t18’)
= 136,1oC
= 206,06oF = 276,98 oF
Ø
tc =
= 241,52 oF
Ø
dt = t18’-
t18
= 70,92 oF
Q1 = m1Cp1dt
= 154.218,3838 lb/jam x 0,50691 bTU/lboF
x 70,92 oF
= 5.544.159,719 btu
Neraca energi -----> Q1
= Q2
Q1 = m2 x λ
Perhitungan
kalor laten (λ) pada steam menggunakan steam table untuk steam jenuh. Suhu
steam masuk (t1)= 143
Suhu steam (Tin) = 143oC Suhu kondensat (Tout)
= 143oC
= 289,4oF = 289,4oF
tc =
= 289,4 oF
Dari
buku Smith Vanes didapatkan nilai λ :
T(oF)
|
λ (btu/lb)
|
285
|
921
|
290
|
917,4
|
Dilakukan
interpolasi untuk mendapatkan λ pada
suhuu 289,4 oF.
λ =
= 917,832
m2
=
=
= 6040,4951 lb/jam
b.
Menghitung
LTMD (Log Mean Temperature Difference)
△t1 = Tin-tout △t2 =
Tout-tin
= 289,4-276,98 = 289,4-206,06
= 12,42 = 83,34
LMTD
=
=
= 37,26 oF
Ft
= 1 (karena proses isothermal).
△t = Ft×LMTD
= 1×37,26
= 37,26
c.
Menghitung
Suhu Cloric (Tc dan tc)
Tc =
=
=289,4 oF
tc =
=
= 241,52
oF
d.
Perhitungan
Propertis Bahan
Viscositas urea solution diperoleh
data Yaws 2002. Viscositas campuran tidak dipengaruhi oleh biuret (wt% = 0,40
<< 1%).
Tabel 3.1.5 Data Viscocity Komponen
Urea Solution
Komponen
|
A
|
B
|
C
|
D
|
Urea
|
-1,7534
|
8,42E+02
|
-8,24E-13
|
5,47E-16
|
Water
|
-10,2158
|
1,79E+03
|
1,77E-02
|
-1,26E-05
|
Biuret
|
-
|
-
|
-
|
-
|
ln
= A + B/T +
CT + DT2
Suhu
yang digunakan adalah suhu kalorik dalam satuan Kelvin,
Tc
= 289,4 oF ------>Tc = 415,928 K
Viscositas
urea (wt% = 83,60)
η = 10^{-1,7534+(8,42E+02/415,928)+(-8,24E-13×415,928)+(5,47E-16×415,9282)}
= 1,87 cp
Viscositas
water (wt% = 16,00)
η = 10^{-10,2158+(1,79E+03/415,928)+(1,77E-02×415,928)+(-1,26E-05×415,9282)}
= 0,18 cp
Jadi
Cp campuran sebesar :
Komponen
|
A
|
B
|
C
|
k(watts/m2.(oC/m)
|
urea
|
0,2888
|
1,13E-05
|
-4,55E-07
|
0,2176
|
water
|
-0,2758
|
4,61E-03
|
-5,54E-06
|
0,6838
|
Kondutivitas
Campuran = (%mol urea x k urea) + (%mol water + k water)
= 0,16831
Thermal Conductivity larutan urea
campuran didekati dengan thermal conductivity air, karena suhu operasi yang
masih dibawah titik didih urea sehingga
urea dan biuret yang ada masih dalam fase solidnya, k larutan urea = 0,338 btu/ h.ft2.(oF/ft).
e.
Trial UD
dan Menentukan Ids
Penentuan besar UD
berdasarkan nilai viskositas campurannya. Dimana urea solution merupakan cold fluid
dan steam sebagai hot fluid.
Tabel 3.1.6
Penentuan UD berdasarkan sifat fisik dan kimia fluida
Cold
fluid memiliki viskositas > 1 cP merupakan Heavy Organic, sehingga Overall UD adalah kisaran 6-60.
=
= 4133,2377 ft2
=
= 795,3536
--- > 795
tubes
Ids = 31
N = 1 Dari tabel 9. Kern
Nt stanndart = 766
Ud
koreksi =
= 37,3629
Kesimpulan sementara:
|
||||||
Bagian shell
|
Bagian tube
|
|||||
IDs =
|
39
|
d0 =
|
1
|
l =
|
19,85
|
|
n' =
|
1
|
BWG =
|
16
|
Nt =
|
766
|
|
B liq =
|
4
|
n =
|
1
|
Pt =
|
1,25
|
|
De =
|
0,72
|
Kern: 838,
triangular
|
|||
di =
|
0,87
|
a' =
|
0,594
|
dari Kern hal:843
|
||||
a" =
|
0,2618
|
|||||
f.
Evaluasi
Perpindahan Panas
Evaluasi
Perpindahan Panas
|
|
Bagian Shell (steam)
|
Bagian Tube ( Urea Sollution)
|
1.
Menghitung Nre
|
as = = 0,21667
|
Gs = =
27879
η
= 0, 015
|
Nres =
= 46081,34
2.
JH = -
3.
ho = 1500
|
1’.
Menghitung Nre
|
aP
= = 3,15975
|
Gt = = 48807,147
η
= 0,25
|
Nret =
= 5848,7904
2’.
JH = 37 (Kern. Fig 24)
3’.
ɸs = (µ/µw)0,14 =1
karena harga µw~ µw sehingga,
|
= 51,199457
|
= 44,5435
|
=
43,2589
|
|
4.
Mencari tahanan panas pipa bersih (Uc)
|
= 43,2589
5.
Mencari dirty factor (Faktor pengotor)
|
= 0,00365
= 0,00064 m2oC/W
(Rd
perhitungan masih dalam range 0002-0.00067 m2oC/W. Sehingga hasil
evaluasi nilai fouling factorHeat exchanger 201 sesuai dengan standar design)
|
g.
Evaluasi
Pressure Drop
Evaluasi
Pressure Drop (△P)
|
|
Bagian Shell (steam)
|
Bagian Tube ( Urea Sollution)
|
1.
Menghitung Nre dan friksi
|
= 46081,34
Jadi, f = 0,0024 (Kern, fig 29)
2.
Menghitung harga (N+1)
(N+1) = (12.L)/B
= 59,055
Passes N+1 = 118,11
Sg air = 1 (Kern, fig
|
= 0,2286 < 10 psi
△P perhitungan lebih kecil
daripada △P ketetapan
yaitu 10 psi, sehingga pressure dropnya memenuhi)
|
1’.
Menghitung Nre dan friksi
|
Nret =
= 5848,7904
Jadi, f = 0,00032 (Kern fig 26)
2’.
Menghitung △P karena
panjang pipa
|
0,00397
3’.
Menghitung △P karena
tube passes
|
0,00024
|
0,0007224
|
0,0047 < 10
psi
△P total perhitungan lebih
kecil daripada △P
ketetapan yaitu 10 psi, sehingga pressure dropnya memenuhi)
|
3.2 Hasil Perhitungan
Tabel 3.2.1 Hasil Perhitungan Heat
Exchanger 202
Fluid Allocation
|
Shell side
|
Tube side
|
|||
Hot fluid
|
Cold fluid
|
||||
Temperatur (in/out), oF
|
143
|
143
|
96,7
|
136,1
|
|
∆Tlm
, oF
|
37,26
|
||||
Viskositas, Cp
|
0,015
|
0,25
|
|||
Konduktivitas
Thermal (Btu/(hr ft2)(oF/ft))
|
0,01645
|
0,13168
|
|||
Panas pertukaran, (kcal/h)/(kJ/h)
|
1004842,602
|
||||
Koefisien perpindahan panas, (Btu/hr
ft2oF)
|
1500
|
21,431
|
|||
Tahanan
panas pipa bersih (Uc)
|
(Btu/hr ft2oF)
|
43,2589
|
||||
Tahanan
panas (Ud) (Btu/hr ft2oF)
|
17,66899
|
||||
Luas perpindahan panas, m2
|
4133,2377
|
||||
Fouling factor, (ft2oF h/Btu) / m2
oC/W
|
0,00365/0,00064
|
||||
3.3
Pembahasan
Ø
Heat
exchanger 201 berfungsi untuk meningkatkan suhu urea solution yang keluar dari FA 202 B dan menuju FA 203. Aliran input
yang ingin dinaikkan suhunya oleh heat
exchanger 202 adalah urea solution
yang keluar dari FA 202 B. Urea solution
ini dimasukkan ke bagian tube dari heat
exchanger. Sedangkan pemanas yang digunakan adalah steam yang dialirkan di bagian shell.
Ø
Berdasarkan nilai hio dan ho yang didapatkan
maka ditentukan nilai tahanan panas pipa bersih (Uc) dan didapatkan sebesar
43,2589 Btu/hr ft2oF. Nilai Ud terkoreksi dan Uc digunakan untuk menghitung nilai fouling factor. Nilai fouling factor dapat dijadikan indikator
apakah suatu heat exchanger memiliki
rentang waktu maintenance yang
singkat atau panjang. Jika nilai fouling
factor lebih kecil dari nilai fouling
factor ketentuan maka rentang waktu maintenance
akan singkat sehingga dapat meningkatkan biaya perawatan yang harus dikeluarkan
oleh suatu pabrik. Sedangkan jika nilai fouling
factor lebih besar daripada nilai fouling
factor ketentuan maka rentang waktu maintenance
akan panjang, akan tetapi heat exchanger
yang didesign bersifat overdesign sehingga mengakibatkan
besarnya investasi yang harus dikeluarkan. Nilai fouling factor yang baik untuk heat
exchanger adalah yang masuk dalam rentang ketentuan sehingga luas permukaan
panas yang dibutuhkan dapat terpenuhi dengan baik dan biaya investasi lebih
efisien. Nilai fouling factor yang
didapat dari perhitungan sebesar 0,00064 m2oC/W. Nilai ini masih
berada dalam rentang fouling factor
ketetapan untuk steam condensat yaitu
sebesar
0.0002-0.00067 m2oC/W.
Sehingga hasil evaluasi nilai fouling
factor
heat exchanger 201 sesuai dengan
standar design.
Ø
Presurre
drop (△P) untuk
masing-masing aliran tidak boleh melebihi batas yang ditetapkan atau tergantung
dari sistem atau alat penggerak media yang digunakan. Kriteria pressure drop
tersebut adalah:
-
Maksimal 10 psi untuk aliran liquida
-
Maksimal 1,5-2 psi untuk aliran gas atau uap.
Dari
perhitungan didapatkan Pressure drop (∆P) untuk shell (steam) sebesar 0,2286 psi
dan pada tube (urea solution) sebesar 0,0047 psi. Jadi dari nilai ini alat
penukar panas sudah layak, karena Pressure drop (∆P)
lebih kecil dari Pressure drop (∆P) ketetapan (10 psi).
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
1. Semakin
kecil nilai fouling factor heat exchanger
daripada fouling factor ketentuan
maka rentang waktu maintenanceheat
exchanger semakin singkat yang mengakibatkan biaya untuk maintenanceheat exchanger semakin besar
.
2. Semakin besar nilai fouling factor heat exchanger daripada fouling factor ketentuan maka rentang
waktu maintenanceheat exchanger semakin
panjang, akan tetapi biaya investasi alat lebih mahal.
3. Nilai fouling factor yang didapat dari evaluasi designheat exchanger 201 di pabrik urea sebesar 0,00064 m2oC/W.
4. Nilai fouling factor yang didapat dari evaluasi design berada dalam rangefouling
factor standar yaitu berkisar antara 0,0002-0,00067 m2oC/W,
sehingga dapat dikatakan design heat
exchanger sudah sesuai dengan design
standard.
5. Pressuere drop semakin
kecil maka akn menurunkan performa dari heat exchanger.
6.
Nilai Pressuere
drop yang didaptkan dari evaluasi designheat
exchanger 201 di pabrik urea 0,0047 psi.
7.
Nilai Pressuere
drop yang didapat dari evaluasi design
berada dalam Pressuere drop standar
yaitu berkisar antara 10 psi, sehingga dapat dikatakan design heat exchanger sudah sesuai dengan design standard.
4.2 Saran
1.
Sebaiknya hasil perhitungan evaluasi nilai fouling factor dari design heat exchanger 201 dapat dibandingkan dengan nilai fouling factor yang didapatkan dari data
aktual, sehingga dapat diketahui performa heat
exchanger saat ini.
2.
Sebaiknya hasil perhitungan evaluasi nilai Pressuere drop dari design heat exchanger 201 dapat dibandingkan dengan nilai Pressuere drop yang didapatkan dari data
aktual, sehingga dapat diketahui performa heat
exchanger saat ini.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Penukar panas.
Diakses tanggal 20 Juli
2012
Coulson’s and Richardson’s. 2002. Chemical
Engineering vol 6, 3th
Edition. Butterworth Heinemann. Oxford.
Ekadewi, A.H. 2009. Pengaruh
Kecepatan Aliran terhadap Efektifitas Shell and Tube Heat Exchanger.
http://puslit.petra.ac.id/journal/mechanical.
Diakses pada tanggal 20 Juli 2012 .
Geankoplis, J. C. 1983. Transport
Process And Unit Operation,3thEdition. Prentice Hall. New
Jersey.
Haryanto, B., 2007. Buku Ajar Perpindahan Panas.
http://usulearning/perpindahanpanas/textbook.
Diakses pada tanggal
20 Maret 2009
Kern, D.Q. 1983. Process Heat Transfer. McGraw Hill Book Company. New York.
bisa minta file nya nggak?
BalasHapusKalau boleh tau cara mencari ho untuk steam bagaimana ya?
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusBoleh saya tau buku apa yg menjadi acuan anda mengenai materi ini
BalasHapusKami adalah perusahaan yang khusus menjual produk Pelumas/Oli dan Grease/Gemuk untuk sektor Industri.
BalasHapusOli yang kami pasarkan diantaranya untuk aplikasi : Diesel Engine Oil, Transmission Oil, Gear Oil, Compressor Oil, Hydraulic Oil, Circulating & Bearing, Heat Transfer Oil, Slideway Oil, Turbine Oil, Trafo Oil, Metal Working Fluid, Synthetic Oil, Corrosion Preventive, Wire Rope, Specialities Oil dan aneka Grease/Gemuk.
Kami menjadi salah satu perusahaan yang dapat memenuhi berbagai macam kebutuhan pabrik-pabrik besar di Indonesia, termasuk kebutuhan akan pelumasan khusus.
Prinsip kami adalah selalu mengembangkan hubungan jangka panjang kepada setiap customer. Bila anda butuh info lebih lanjut, silahkan menghubungi kami.
Mobile : 0813-1084-9918
Whatsapp : 0813-1084-9918
name : Tommy. K
Email1 : tommy.transcal@gmail.com